Jumat, 01 November 2013

" SPOTLIGHT "



Membusuklah di depan layar kaca
Dengan drama basi yang kau lihat setiap hari
Dan berita yang tak jelas
Tentang hidup orang lain
Yang sama skali bukan urusanmu
Cobalah sedikit berfikir
Tentang semua kontradiksi

Banyak pecandu tv lapar
Dan mereka di tv berfoya-foya
Kita diajari untuk menilai fisik belaka
Mencela moral orang lain
Tanpa lihat diri sendiri

Isi tv kini Cuma sampah
Entah mengapa kalian bisa hidup menikmatinya
Saat semua orang tolol berada dalam spotlight
Saat semua ketololan menjadi base ways of life
Hingga semua kebodohan mendarah daging tanpa
Pernah kalian sadari????

" CAM'KAN"

  "MUNGKIN... CUMA PEMUDA TOLOL YANG TERLALU BANYAK BERMIMPI, TERLALU SERING BERFIKIR TENTAG HAL-HAL YANG TAK PERLU, DAN KADANG BANYAK OMONG. TAK JELAS, SEBENARNYA APAKAH SI PEMUDA TOLOL INI SEORANG VOCALIS, GITARIS, ATAU OPERATOR RECORDING "WHO CARES?!" YANG PASTI DIA CUMA PEMUDA TOLOL YANG OTAKNYA SEPERTI KABEL YANG TIAP HARI DIA PEGANG, "BERANTAKAN..!!" MUNGKIN DARI SITU LIRIK-LIRIK TOLOLNYA DATANG"

" DIA YANG MALANG "

 
Hari itu langit tak begitu bersahabat ketika Aku pulang dari sekolah. Ketika di tengah perjalanan tiba-tiba turun hujan dengan lebat. Lebih baik Aku berteduh di tempat yang reda untuk menjaga seragamku agar tetap kering untuk sekolah esok hari.
Sejauh mata memandang Aku melihat laki laki berusia sekitar 16 tahunan yang sedang hujan-hujanan di pinggir jalan. Tubuh dia kotor, kurus, dan dekil tak terurus dalam benakku, “Siapa orang  itu ya?”. Tak henti-hentinya Aku melihat laki laki itu Dia bernyanyi dan tertawa, mungkin Dia menemukan kebahagiaan ketika turun hujan.
Tapi lama-kelamaan laki laki itu mulai pucat akibat Dia terlalu lama berhujanan-hujanan.
tepat di depan tempat ku berteduh
 "acil!!!! " teriak ku, dengan hati yang cukup terenyuh
 " fardian..." balasnya dengan tatapan yang sendu.
 " apa kabar fardian lama tak mendengarmu" sambungnya lagi.
 " baik, bagaimana denganmu ngapain kamu disini kamu gak sekolah"
tanyaku balik
 " ya inilah keadaanku, aku tak sanggup dengan biaya sekolah semenjak orang tuaku ceria dan meninggalkan ku. buat makan saja aku harus bersusah payah apalagi untuk bersekolah"
dengan cuaca yang cukup kelam dan petir yang menyambar nyambar aku mendengar kata kata dari anak yang sepadan dengan ku.
aku ajak dia disebuah warung di dekat aku berteduh.
dan kami berbicara panjang lebar tenetang kehidupan dia sekarang, aku pun terharu mendengar semua itu, hujan pun mulai reda aku pun berpamitan untuk ijin pulang dan aku memberinya uang lima puluh ribu dia menolak dan akupun memaksanya untuk menerimanya.
di sepanjang jalan aku pulang aku memikirkan tentang sahabatku yang dulu sewaktu smp sangat pintar,tapi dia harus mengubur dalam dalam cita citanya karena himpitan ekonomi.

EVITA


 

ku buka pagi dengan hati yang terkejut, setelah mendengar kabar tak enak. ya!! dia seorang sahabat ku (EVITA) menghilang entah kemana. biasa kita duduk sebangku bersama kini disebelahku hanya ada seonggok tas yang bersandar kaku diatas kursi. ku ingat hari sebelumnya tak ada yang mencurigakan dari seorang EVITA sahabat ku.

haya saja hari itu dia pulang lebih awal di jemput ayahnya karena acara keluarga. di malam hari setelah dia selesai dengan acara keluarga. dia mengirim peasan gembira padaku.

          " fardian, aku diajak jalan nih sama dia....." ujarnya

          aku balas dengan agak mengejeknya " ciye!!!! nanti jadi nih"

 

aku sangat mengerti tentang dia disaat dia senang atau pun sedih aku selalu mendengarnya bercerita, dan pada saat itulah tak terlihat kabar atau seorang dirinya yang selalu bersama samaku. hingga saat ini..... 

 

           "kemana kau EVITA........" ujarku dalam hati.